BuletinKepri.com, Tanjungpinang – Perekonomian Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan III 2024 tumbuh sebesar 5,02% (yoy), lebih tinggi 0,07% poin dari angka pertumbuhan ekonomi Nasional sebesar 4,95% (yoy).
Secara kumulatif sejak awal tahun percepatan pertumbuhan ekonomi Kepri pada triwulan III 2024 4,98% (ctc) merupakan yang tertinggi ke-3 di Sumatera setelah Provinsi Sumsel dengan pertumbuhan ekonomi 5,02% (ctc) dan Sumatera Utara 5,01% (ctc).
Pertumbuhan ekonomi Kepri pada kuartal ketiga ini dipengaruhi oleh meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan nusantara serta momentum menjelang Pilkada pada Triwulan III 2024. Kegiatan perekonomian menjelang Pilkada masif dilakukan oleh peserta dan penyelenggara pemilu yang turut memberikan stimulus aktivitas peningkatan pergerakan kegiatan ekonomi di Kepri.
Kontribusi Fiskal dan APBN juga sangat berperan dalam penguatan pertumbuhan ekonomi Regional Kepri. Pemerintah juga ikut mendorong daya beli masyarakat dengan melakukan stabilisasi harga melalui pengendalian inflasi. Belanja Modal dan penyaluran Dana Desa yang diakselerasi juga mampu mendorong pertumbuhan Investasi/PMTB.
APBN melalui Belanja pegawai, layanan birokrasi, dan administrasi ikut memberikan dukungan kepada ekspansi perekonomian regional guna mendorong pergerakan pertumbuhan ekonomi di Kepri.
Inflasi Provinsi Kepri di bulan Oktober 2024 tercatat sebesar 2,31% (yoy) atau sebesar 0,06% (mtm). Tingkat inflasi tertinggi di bulan Oktober 2024 masih didominasi oleh kelompok pengeluaran Makanan, Minuman, dan Tembakau yang memiliki andil inflasi sebesar 0,80% (yoy). Untuk komoditas dengan andil inflasi bulan Oktober 2024 (yoy) didominasi oleh Emas Perhiasan, Tarif Listrik, Tarif Parkir, Beras Sigaret Kretek Mesin dan Sewa Rumah.
Neraca perdagangan Kepri juga terus mencatat kinerja yang baik. Pada bulan Oktober 2024, Neraca Perdagangan telah mencatat surplus sebesar US$123,18 Juta. Surplus perdagangan terjadi akibat komponen ekspor yang mampu tumbuh lebih baik dibandingkan dengan komponen impor. Surplus tersebut mampu memberikan dukungan bagi ekonomi Kepri untuk tetap tumbuh melalui kegiatan ekspor di Kepri, khususnya pada komoditas peralatan mesin dan listrik.
Nilai ekspor pada Oktober 2024 tercatat sebesar US$1.786,30 Juta. Nilai ekspor tersebut mengalami pertumbuhan 36,97% (yoy) dan 19,91% (mtm). Pertumbuhan nilai ekspor dipengaruhi oleh nilai Ekspor Komoditas Hasil Industri sebesar 56,70% (yoy) sebagai komoditas yang mendominasi ekspor Kepri.
Sementara untuk nilai impor Provinsi Kepulauan Riau pada Oktober 2024 tercatat sebesar US$1.663,12 Juta, nilai Impor tersebut mengalami pertumbuhan sebesar 19,48% (yoy) dan 24,22% (mtm). Pertumbuhan nilai Impor dipengaruhi meningkatnya impor komoditas hasil industri sebesar 11,16% (yoy) yang mendominasi impor Kepri.
Kinerja APBN Tetap On Track
Berdasarkan hasil rapat ALCo Regional Deputies Provinsi Kepri bulan November 2024 yang dilaksanakan di Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kepri dan diikuti oleh perwakilan Kemenkeu Satu Kepri, Budiman Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kepri menyatakan “Pendapatan Negara di regional Kepri s.d. 31 Oktober 2024 telah terealisasi sebesar Rp11.198,16 miliar atau telah mencapai 76,96% dari target yang bersumber dari Penerimaan Perpajakan dan PNBP.
Penerimaan Perpajakan menjadi penyumbang terbesar sebesar Rp8.503,29 miliar atau 71,65% dari total Pendapatan Negara dengan pertumbuhan 7,22% (yoy)”. Kinerja penerimaan pada APBN tersebut didukung oleh kinerja kegiatan ekonomi yang baik, aktivitas produksi dan konsumsi yang terjaga, serta transaksi domestik yang stabil dan berkelanjutan.
Total Belanja APBN di Kepri sampai akhir Oktober 2024 sebesar Rp13.466,85 miliar atau 72,77% dari total Pagu Belanja tahun 2024. Total Belanja tersebut terdiri dari Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Rp6.540,41 miliar atau 62,80% dari pagu dan realisasi penyaluran Transfer ke Daerah (TKD) Rp6.926,44 miliar atau 85,59% dari pagu. Realisasi Belanja Pemerintah Pusat lebih tinggi 9,66% dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya. Sementara realisasi belanja tertinggi terdapat pada Belanja Barang sebesar Rp2.992,08 miliar atau 61,89% dari pagu, dengan pertumbuhan 1,84% (yoy).
Sementara itu, realisasi penyaluran Transfer Ke Daerah (TKD) Kepri Rp6.926,44 miliar atau tumbuh 1,68% dibanding periode yang sama pada tahun 2023. Sampai dengan akhir Oktober 2024, Transfer ke Daerah telah tersalurkan untuk seluruh jenis TKD, yang mencakup Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum, Dana Insentif Daerah, DAK Non Fisik, Dana Desa dan DAK Fisik.