Buletinkepri.com, BATAM – Ancaman tarif resiprokal dari Amerika Serikat memicu kekhawatiran serius di kalangan pelaku industri ekspor-impor di Batam. Tak tinggal diam, Bea Cukai Batam langsung menggelar audiensi bersama 30 perusahaan terdampak pada Rabu (17/4), sebagai langkah awal antisipasi terhadap risiko besar yang mengintai—termasuk potensi pemutusan hubungan kerja (PHK) massal.
Audiensi digelar di Aula Lantai 3, Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe B Batam, dan menjadi ajang terbuka bagi para pelaku usaha untuk menyampaikan keresahan dan hambatan operasional yang sudah mulai dirasakan.
Tarif Naik, Tekanan Produksi Meningkat
Menurut Kepala Bidang Bimbingan Kepatuhan dan Layanan Informasi Bea Cukai Batam, Evi Octavia, latar belakang audiensi ini adalah kekhawatiran atas rencana pemerintah AS yang akan mengenakan tarif balasan terhadap sejumlah negara, termasuk Indonesia. Tarif yang bisa mencapai 32% itu dinilai akan langsung berdampak pada kelangsungan usaha di Batam.
“Beberapa perusahaan menyampaikan bahwa customer mereka dari Amerika kini meminta percepatan pengiriman barang dalam 90 hari ke depan, sebelum tarif diberlakukan. Ini tentu menuntut akselerasi produksi dan proses kepabeanan,” jelas Evi.
Tak hanya itu, depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga menambah beban biaya produksi dan logistik. Kondisi ini memperbesar risiko kerugian, bahkan mendorong sebagian pelaku usaha mempertimbangkan efisiensi besar-besaran, termasuk PHK.
EPIC 100 Jadi Andalan
Merespons berbagai masukan dari dunia usaha, Bea Cukai Batam menegaskan komitmennya untuk menjaga kelangsungan bisnis di tengah tekanan global. Salah satu strategi yang diambil adalah memperluas cakupan program EPIC 100, sebuah inisiatif percepatan pelayanan kepabeanan yang telah diterapkan kepada 100 perusahaan prioritas di Batam.
“Ke depan, program ini akan kami optimalkan untuk perusahaan-perusahaan yang berorientasi ekspor ke Amerika Serikat. Tujuannya, mempercepat proses logistik, menekan biaya, dan menjaga daya saing,” papar Evi.
Sinergi Menuju Solusi Nasional
Meski begitu, Bea Cukai mengakui bahwa tidak semua permasalahan dapat diselesaikan di tingkat daerah. Masukan dari perusahaan yang belum menemukan solusi akan dikumpulkan dan dibawa ke jenjang pengambilan kebijakan yang lebih tinggi.
“Kami berperan sebagai trade facilitator dan industrial assistance. Dengan sinergi yang baik, Batam tetap bisa menjadi episentrum perdagangan yang tangguh di tengah dinamika global,” tutup Evi. (***)